Jumat, 18 April 2014

PERENCAAN KAPASITAS
Analisa Break event Point (BEP)
       Analisa Break Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Masalah Break Event baru akan muncul dalam perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap.

       Contribution Margi adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila Contribution Marginnya lebih besar dari Biaya Tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.

       Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan total Biaya Tetapnya.

Asumsi Break Event Point
Asumsi dasar dalam analisa breakevent, antara lain :
a.Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.

b.Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total   biaya variabel per unit tetap konstan.

c.Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

d.Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.

e.Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan

f.Penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.

g.Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.

h.Harga faktor produksi relatif konstan.

i.Efisiensi produksi tidak berubah.

j.Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.

k.Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

Asumsi dan Keterbatasan Analisis BEP
       Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa satu kelemahan analisis BEP adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan tetapi, asumsi-asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat dilakukan secara tepat. Kemudian dengan asumsi-asumsi ini, analisis BEP dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Hanya sajaasumsi-asumsi yang dilakukan terkadang terlalu memaksa dan pertanggungjawabannya sering diambangkan. Oleh karena itu para manager menganggap bahwa asumsi ini harus tetap dilakukan dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis BEP bila kita maumenggunakannya.Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai berikut :

1. Biaya dalam analisis BEP,
       Hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan variablecost. Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara biaya tetap dan biaya variabel. Artinya mengelempokkan biaya tetap disatu sisi dan biaya variabeldisisi lain. Dalam hal ini secara umum untuk memisahkan kedua biaya ini relatif sulit karena ada biaya yang tergolong semi variabel dan tetap. Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan sebagai berikut :
a.pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur biaya yangterkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.
b.Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan data biaya masa lampau.

2. Biaya tetap (Fixed Cost)
       Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu).Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanyakapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biayatetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktivatetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.

3. Biaya variabel (Variable Cost)
       Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar akan ada potongan-potongan tertentu, baik yang diterima maupundiberikan perusahaan . contoh biaya variabel biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya.

4. Harga Jual
       Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual atau harga barang yang dijual atau diproduksi.

5. Tidak Ada Perubahan Harga Jual
       Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periodeanalisis. Hal ini bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya, dimana harga jualdalam suatu periode dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan biaya-biayalainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.

Tujuan Analisis Titik Impas / BEP
Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Mendesain spesifikasi produk
2. Menentukan harga jual persatuan
3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian
4. Memaksimalkan jumlah produksi
5. Merencanakan laba yang diinginkan
Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup
banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu
1. Perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan
2. Bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu.
3.Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.
4.Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima danhal-hal lainnya dianggap sama.
5.Kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,misalnya kenaikan harga bahan baku.

Manfaat Break Event Point
1. Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
2. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
3.Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

Kelemahan dalam Analisis Break Event Point
       Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 1997 : 364 ) mengungkapkan bahwa terdapat kelemahan-kelemahan di dalam analisis BEP antara lain:
a). Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.
b). Asumsi terhadap cost
penggolongan biaya tetap dan biaya variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin dan peralatan lainnya. Dengan demikian juga perhitungan biaya variable perunit juga akan dapat di pengaruhi perubahan ini.
c). Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
d). biaya variable juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume.

Perubahan Titik BEP
1. Perubahan harga jual per unit
2. Perubahan biaya variabel
3. Perubahan biaya tetap
4. Perubahan komposisi sales mix

Perubahan harga jual per unit
       Perubahan harga jual per unit akan mempengaruhi besarnya BEP. Apabila harga jual per unit naik sementara biaya tidak berubah, maka akan menurunkan BEP, demikian pula sebaliknya bila harga jual turun akan menaikkan BEP

Perubahan Biaya Variabel per Unit
       Perubahan pada biaya variabel juga akan merubah posisi BEP, yakni apabila biaya variabel naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP

Perubahan komposisi sales mix
       Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan hanya menghasilka satu macam produk, dan bila menghasilkan lebih dari dua macama produk, maka tidak boleh ada perubahan komposisi dalam sales mix –nya. Sales mix menunjukkan perimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan. Apabila ada perubahan sales mix nya akan menyebabkan perubahan pada BEP secara total,

Rumus Break Event Point (BEP)
Rumus Break Event Point (BEP) untuk single product adalah:
BEP(unit/x) = FC                                              Dimana :
                     (S – VC)                                      FC = fixed cost (biaya tetap),
 atau                                                                  VC = variable cost (biaya variabel),
BEP(rupiah) = FC                                             S = sales (penjualan).
                       (1 – (VC/S))

Rumus BEP untuk multiple product adalah:
BEP(rupiah) = FC                                             Dimana :
                       (1 – (TVC/TR))                         TVC = total variable cost (total biaya variabel)
                                                                         TR = total revenue (total pendapatan).
Atau dengan :
a. Pendekatan grafik :
Breakevent Point terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total biaya.
b. Metode Trial and Error
c. Pendekatan matematis :

Rumus matematika untuk menentukan BEP adalah :

BEP (unit) = Total Biaya Tetap                                  
                    Harga jual per unit – Biaya Variabel/unit

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap           
                   1 - Total Biaya Variabel
                     Total hasil penjualan

Contoh Aplikasi :
Perusahaan Indojaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki :
- Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
- Biaya variabel per unit Rp.40,-
- Harga jual per unit Rp. 100,-
- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.

Perhitungan Break Event Point
Cara Trial and Error :
       yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan tertentu.
- Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.
- Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.

Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah:
(6.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))
Rp600.000 — (Rp300.000 + Rp240.000)
Rp.60.000 atau
hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit

       Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.
Rumus Aljabar/Matematis
a. Dasar unit 

b. Dasar sales (dalam rupiah)


Gambar Break-Even PointEfek Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP

1. Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP
- Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit tetap konstan(P).
- Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan karena BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.

2. Efek perubahan “sales-mix” terhadap BEP
- Sales-mix untuk mencari break-even point dari dua atau lebih produk yang dihasilkan perusahaan.
- Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-nya secara totalitas akan berubah.
- Perhitungannya dengan cara mencari break-even point satu jenis produk karena adanya variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk.




PERENCAAN LOKASI (LOCATION PLAN)
Faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi
secara umum
1.    Produktivitas tenaga kerja
2.    resiko nilai tukar dan mata uang
3.    biaya (Biaya nyata, biaya tidak nyata)
4.    sikap
5.    kedekatan pada pasar
6.    kedekatan pada pemasok
7.    kedekatan pada pesaing
Arti penting lokasi yang strategis
Tujuan Strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan. lokasi merupakan pemicu biaya yang signifikan walaupun demikian, keputusan lokasi sebaiknya didasarkan atas pertimbangan :
  • Lokasi tersebut memiliki infranstruktur dan tingkat pendidikan masyarakat yang mendukung teknologi produksi yang di miliki perusahaan.
  • biaya yang rendah
Metode evaluasi Alternative lokasi
ada 4 metode
1.    metode pemeringkatan faktor
2.    analisis trik impas lokasi
3.    metode pusat gravitasi
4.    model transportasi
Metode Pemingkatan Faktor
metode peningkatan faktor Adalah metode penentuan lokasi yang mementingkan adanya obyektivitas dalam proses mengenali biaya-biaya yang sulit untuk dievaluasi.
langkahnya adalah :
1.    membuat daftar faktor yang menghubungkan
2.    memberi bobot setiap faktor, untuk mengembangkan kepentingan perusahaan.
3.    membuat skala  untuk setiap faktor
4.    meminta penilaian manajemen untuk setiap lokasi dan setiap faktor
5.    kalikan nilai dengan bobot untuk setiap faktor dan jumlah nilai total untuk setiap lokasi
6.    membuat rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal.
Metode Pusat gravitasi
adalah sebuah matematis yang di gunakan untuk menemukan lokasi yang paling baik untuk suatu titik distribusi tunggal yang melayani beberapa lokasi atau daerah.
Analisis titik impas lokasi
adalah sebuah analisis biaya volume laba produksi untuk membuat perbandingan alternatif lokasi. langkahnya sbb :
1.    tentukan biaya tetap dan biaya variabel setiap lokasi
2.    petakan biaya pada sumbu vertikal dan jumlah produksi pada sumbu horisontal
3.    pilih lokasi yang memiliki biaya terendah.
Jenis Persediaan
secara umum persediaan perusahaan meliputi :
1.    persediaan bahan mentah
2.    persediaan barang dalam proses
3.    persediaan barang jadi
4.    persediaan barang untuk perbaikan dan operasi
eoq [economic order quality]
Asumsi yang mendasar dalam EOQ adalah :
1.    tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan
2.    lead time yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan di ketahui dan bersifat konstan
3.    tidak memperhitungkan diskon
4.    persediaan diterima dengan segera
5.    biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan/pemesanan dan biaya penyimpannan
6.    keadaan kehabisan atau kekurangan stok dapat di hindari bila pemesanan di lakukan tepat waktu
Kepentingan strategi tata letak
tata letak merupakan hal yang dinamis, penentuan tata letak di harapkan dapat mencapai :
1.    utilisasi ruang, peralatan dan orang yang lebih tinggi
2.    aliran informasi, barang atau orang yang lebih baik
3.    moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja lebih aman
4.    interaksi dengan pelanggan yang lebih baik
5.    Fleksibelitas
Pendekatan atau tipe tata letak
  • Tata  letak dengan posisi tetap, berhubungan dengan tata letak untuk proyej besar. misalnya pembuatan kapal laut.
  • Tata letak berorientasi pada proses, berhubungan dengan tata letak untuk menempatkan para pekerja, peralatan dan ruangan untuk memperlancar aliran informasi.
  • Tata letak ritel, berhubungan dengan penempatan rak dan memberikan tanggapan kepada pelanggan
  • Tata letak gudang, berhubungan dengan melihat kelebihan dan kekurangan anatara ruangan dan sistem penanganan bahan.
  • Tata letak yang berorientasi pada produk, berhubungan dengan utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinyu atau berulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar